Di ajang pameran akbar CHINA HOMELIFE JiExpo Kemayoran, Kamis 27 November 2025, diluncurkan resmi bersama para undangan.
Juga diadakan seremoni pemberian sertifikat keanggotaan mulai dari Member perdana No. 0001 kepada BPk Kurnia Lesandri (pengusaha transportasi bus PO SAN dan pengusaha EV).
Serta kepada Member No. 0002 Mrs. Larissa Zhou selalu Director MeOrient penyelenggara pameran internasional.
Tujuan club ini adalah sebagai wadah kerjasama Indonesia – China di bidang :
1. Promosi Perdagangan
2. Peluang Investasi
3. Business Matching
4. Pengembangan Inovasi & Teknologi
5. Menyusun database produk
Tampak juga memberikan sambutan atas kehadiran club ini oleh Bpk Halim Chandra (pengusaha industri kimia dasar) dan Bu Liana Trisnawati (ABUPI Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil secara moderat.
Menurut study internasional pada 2023 nanti Indonesia akan mampu menjadi negara dengan ukuran ekonomi (Gross Domestic Product) terbesar nomor 4 di Dunia.
Dalam kancah internasional, maka Indonesia secara aktif bersinergi dengan banyak negara termasuk mitra utamanya yakni China.
Ini ditandai dengan eratnya hubungan antara Presiden Indonesia terdahulu Joko Widodo dengan Presiden China Xi Jinping.
Yang mana hubungan kedua negara kini dilanjutkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Joko Widodo (Mantan Presiden Republik Indonesia) dengan Xi Jinping (Presiden Republik Rakyat Cina)
President Of The Republic Of Indonesia Prabowo Subianto with President Of The People’s Republic Of China Xi Jinping
1. Vietnam : US$ 260.7 Billion.
2. Malaysia : US$ 212 Billion.
3. Indonesia : US$ 147.8 Billion.
4. Thailand : US$ 134 Billion.
5. Singapore : US$ 111.1 Billion.
Dari data di atas terlihat bahwa Indonesia relatif tertinggal dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya .
Padahal Indonesia memiliki kekayaan Sumber Daya Alam lebih melimpah dengan populasi lebih besar.
Artinya masih begitu besar ruang bagi pertumbuhan perdagangan antara Indonesia dengan China.
Ini berarti juga masih begitu luas peluang aktifitas investasi dan logistik bagi Indonesia untuk mampu mengolah dan mengirimkan bahan baku maupun olahan produk ke China.
Task Force On Acceleration Of Downstreaming For Value Added Natural Resources
Dengan strategi HILIRISASI, maka diharapkan bukan saja memberikan nilai tambah tapi akan menumbuhkan investasi, peluang kerja, serta kemampuan penguasaan teknologi.
Maka telah dikeluarkan Keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk mengatur dan mendorong hilirisasi kepada semua komoditas Indonesia.
Ini bahkan serius melalui hadirnya Kementerian Investasi dan Hilirisasi.
Indonesia merupakan magnet bagi investasi Dunia saat ini.
Beberapa alasan daya tarik ini selain sumber daya alam yang melimpah serta populasinya yang besar adalah sbb:
1. Stabilitas demokrasi yang sangat baik. Ini dengan bukti pilpres yang selalu ketat namun bisa tepat waktu dengan hasil diterima semua pihak
2. Para pemimpin dan mantan pemimpin nasional, yang erat silaturahmi damai. Walau sangat keras berkompetisi semasa Pilpres.
3. Tidak ada mayoritas kekuatan politik, sehingga mencegah hadirnya kebijakan yang kontras dan tiba-tiba berbalik arah.
4. Pers bebas menjadikan pengawasan yang terbuka dan akuntabel.
5. Adanya program pemberantasan korupsi membuat investor yakin Indonesia menjadi negara yang semakin transparan dan berdasarkan hukum.
Keakraban tanpa dendam para pemimpin nasional selepas kompetisi Pilpres. Ini merupakan kekayaan budaya demokrasi Indonesia.
Bila dulu kita mengenal era Amerika lalu era Jepang, maka kini hadir era China.
China secara mengejutkan telah melompat dari negara yang relatif tertinggal di era 1980-an, namun kini berhasil bukan sekedar menjadi negara maju sejahtera, tapi memimpin di semua lini produk & teknologi.
Bahkan sudah menyebarkan pengaruh di kancah global lintas benua, baik di sisi investasi & perdagangan, persenjataan, dan bahkan mata uangnya pun mulai go internasional.
Salah satu sukses kecepatan China dalam mengembangkan kemampuan ekonominya adalah melalui strategi BELT & ROAD.
Inisiasi investasi dan perdagangan ini secara cepat, meluas, dan disambut antusias oleh lintas negara baik Asia, Afrika, Eropa khususnya Eropa Timur, dan Amerika Latin.
Kehadiran investasi BELT & ROAD telah mampu sukses menjadi jalan bagi distribusi produk China, pengembangan infrastruktur di sekujur negara, penyebaran finansial mata uang Yuan, pemanfaatan teknologi dan standar China, dan penggalangan pengaruh diplomasi politik China ke Dunia.
Setelah BELT & ROAD, maka hadir blok pakta ekonomi BRICS.
Awalnya hanya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, & South Africa.
Namun kini telah bertambah sehingga beranggotakan menjadi 11 negara plus 10 negara sebagai mitra tetap.
Bahkan banyak negara yang sudah secara resmi mengajukan minat sebagai anggota tetap maupun mitra BRICS.
Sebagai negara maju China menyadari bahwa harus memiliki kekuatan yang mendasar yakni :
1. Ketahanan Pangan
2. Ketahanan Energi
3. Ketahanan Industri Dasar
4. Penguasaan Industri Maju
5. Kemampuan Industri Pertahanan
6. Penyebaran Mata Uang Yuan ke Pasar Internasional
China telah mampu mewujudkan swasembada pangan bagi 1.4 miliar penduduknya.
Sebuah keniscayaan hasi kerja besar.
Melalui intensifikasi pertanian dan pemanfaatan teknologi, maka kemampuan pertanian modern China telah menjadi sebuah keajaiban dunia.
Untuk masalah pemenuhan energinya, China sudah keluar dari ancaman krisis.
Ini karena berhasil diversifikasi ke pemanfaatan energi terbarukan.
Bukan saja memanfaatkan, tapi Green energy ini mendorong lahirnya beragam industri.
Produk industrinya seperti panel surya, battery, mikro hidro, kincir angin, bahkan secara besar-besaran diekspor ke berbagai negara dunia.
China memiliki kemampuan industri dasar seperti baja & semen yang luar biasa.
Dengan penguasaan industri dasar seperti baja dan semen, maka akan mampu mengembangkan industri sekunder, tersier, dan tingkat selanjutnya.
Penguasaan industri maju China sudah pada tahapan yang sangat tinggi.
Tidak hanya biotech obat dan vaksin, tapi juga advanced materia, chip semiconductor, AI, bahkan roket dan stasiun ruang angkasa, sudah mampu dibuat dan bahkan diekspor.
Industri Militer China adalah dalam satu yang termaju.
Baik untuk peralatan persenjataan darat, Laut, dan udara, bahkan luar angkasa sekalipun sudah mampu dikuasai teknologinya.
Ini mematahkan dominasi Amerika yang selama berdekade menguasai langsung persenjataan dunia.
Dari sisi keuangan, maka China relatif tidak memiliki pinjaman luar negeri.
Bahkan China banyak memberikan pinjaman ke Amerika dalam wujud pembelian surat hutang dalam nominasi USD.
China juga banyak memberikan pinjaman ke berbagai negara untuk pembangunan infrastruktur dalam BELT & ROAD.
China juga secara agresif menumpuk emas sebagai cadangan devisanya.
Ini menjadi dasar bagi China untuk meluaskan sebaran Yuan ke kancah internasional.
Indonesia baru-baru ini menjual Obligasi dalam mata uang Yuan.
Ini merupakan sejarah karena Yuan tersebut akan masuk ke dalam ragam pembiayaan APBN.
Ini secara resmi membuat anggaran negara dan ekonomi Indonesia lebih sehat dan tidak semata tergantung pada USD.
Sehingga bila ada gejolak nilai tukar USD, maka akan berkurang dampaknya bagi keuangan negara.
Melihat dinamika ekonomi internasional, terlebih dengan hadirnya pergeseran dari Unipolar (hanya ada Amerika), menjadi Multipolar (hadirnya China dan aliansinya), maka bagaimanakah kita harus bertindak agar bisa optimal mendapatkan keuntungan?
Maka kuncinya adalah kejelian dalam melihat orang LEVERAGE alias daya ungkit.
Tentu akan sulit bila kita harus Head To Head khususnya dengan China.
Terlebih pemerintah Indonesia pun sangat tergantung pada China baik dari sisi investasi maupun dari sisi moneter finansial.
Maka mengharapkan ke era pembatasan produk China akanlah sulit, apalagi kini bukan sekedar produk impor, tapi perusahaan China pun sudah datang ke beranda Indonesia.
Maka di sinilah strategi perang klasik Sun Tzu sangat tepat diterapkan.
Ketahui dirimu, ketahui musuhmu ,dan ketahui medan laga di mana kita bertempur.
Maka bila kita telaah, akan terbagi atas :
1. Knowledge
2. Digital Media & E-Commerce
3. Chinese Business Community
4. Capital
Kita harus tahu trend yang terjadi dalam dunia bisnis itu bagaimana.
Kita tahu bahwa China dengan Belt & Roadnya kini bermain di seluruh pelosok benua.
Mulai Asia, Eropa, Amerika Latin, & Afrika.
Artinya kita harus jeli melihat apa yang mereka butuhkan baik bahan baku, bahan setengah jadi, & produk jadi.
Tidak semata untuk memenuhi kebutuhan penduduk di China, tapi untuk melengkapi kebutuhan mereka di berbagai proyek dan area Belt & Road berasa tersebut.
Artinya, kita harus juga berpikiran dan berwawasan global.
Paham standar dan spesifikasi, paham kultur dunia, dan terutama memiliki mindset ekspansif.
Tanpa mindset ini, maka kita akan tersingkir karena tidak mampu diajak berlari, dan dianggap tidak layak bermitra oleh pihak China.
Kita harus memahami perkembangan teknologi.
Di sini kita harus adaptasi merubah kebiasaan cara pikir dan cara kerja.
China unggul akan kecepatan inovasi teknologi, maka kita harus memiliki mindset bahwa ini adalah peluang bagi kita juga untuk meningkatkan kapasitas kemampuan.
China memiliki kultur lebih terbuka dalam sharing pengetahuan.
Maka tidak aneh bila banyak business trip mengajak berkunjung ke pusat inovasi bisnis seperti BYD, HUAWEI, ALI BABA, DJI, dll.
Hal yang jarang dilakukan perusahaan Jepang dan Korea yang menganggap dapur adalah rahasia yang sangat tertutup.
Pengusaha China lebih mudah diajak diskusi, mereka lebih adaptif dibandingkan bangsa Jepang dan Korea.
Terlebih bagi bangsa Indonesia yang sejak ratusan tahun sudah paham dan erat dengan tata cara masyarakat Tionghoa, maka ibu harusnya menjadi keuntungan tersendiri.
Long March-5 Rocket
COMAC C929 Commercial Jet
Tian Gong Space Station
J-36 The Sixth Generation Fighter
Namun semua trend di atas juga memiliki sisi negatif.
Banyak pelaku usaha nasional yang mengalami babak belur karena terlibas kalah saing.
Kembali kita harus melihat bahwa China unggul segalanya yakni inovasi & teknologi, skala pemasaran domestik maupun area Belt & Road, dukungan finansial, dan etos kerja.
Jadi kalau ngotot bersaing dengan apa yang kita punya sama saja bunuh diri.
Proteksi semacam apapun tidak akan berhasil karena bisnis jaman ini yang dituntut adalah efisiensi rantai pasok.
Tidak mungkin ada salah satu rantai yang menuntut proteksi di istimewakan boleh lebih mahal dan lebih lowspec.
Maka kuncinya adalah mawas diri dan selalu adaptasi pada perkembangan teknologi.
Steel Structure in INDONESIA
Steel Structure PEB (Pre Engineering Build)
Salah satu pemicu kecepatan ekonomi & bisnis adalah Digitalisasi.
Bahkan kini AI sudah menjelma menjadi hal yang kita jumpai dan manfaatkan sehari-hari.
Demikian juga sosial media yang menghubungkan miliaran orang langsung tanpa batas dan birokrasi, yang juga menjelma menjadi e-commerce di mana semua orang bebas bertukar info dan berdagang.
Maka istilah influencer & affiliator, telah menjadi terdepan dalam dunia bisnis meninggalkan istilah konvensional seperti distributor dan toko stockist.
Kehadiran pelatihan digital marketing harusnya bukan sekedar dianggap pelatihan singkat dan non formal, tapi menjadi point penting sebagai mata ajar serius bagi semua pelaku usaha baik yang skala besar maupun UMKM.
Saat ini dunia tidak lagi Unipolar, dengan hanya mengacu pada kepemimpinan Amerika.
Namun sudah terbagi dalam tarik menarik antar Amerika dan China, dikenal dengan blok barat dan BRICS.
Lantas bagaimana kit harus menyikapinya.
Tentu sebagai pelaku usaha kita harus mampu fleksibel dan betasapatasi.
Seperti teori art of war dari Tsun Tzu, maka kemenangan hanya diraih oleh mereka yang mampu beradaptasi.
Maka kita jangan sampai terseret dalam rasa kebencian, karena semua itu hanyalah sebatas politik kepentingan belaka belaka.
Jadi kuncinya adalah rasa keberpihakan jangan sampai terbawa jadi urusan pribadi dalam lingkup hubungan sosial.
Untuk itu maka berkomunitas bisnis baik nasional dan internasional multi polar harus terus kita kembangkan secara TERARAH, TERSTRUKTUR & TERUKUR.
Saat ini dunia tidak lagi Unipolar, dengan hanya mengacu pada kepemimpinan Amerika.
Namun sudah terbagi dalam tarik menarik antar Amerika dan China, dikenal dengan blok barat dan BRICS.
Lantas bagaimana kit harus menyikapinya.
Tentu sebagai pelaku usaha kita harus mampu fleksibel dan betasapatasi.
Seperti teori art of war dari Tsun Tzu, maka kemenangan hanya diraih oleh mereka yang mampu beradaptasi.
Maka kita jangan sampai terseret dalam rasa kebencian, karena semua itu hanyalah sebatas politik kepentingan belaka belaka.
Jadi kuncinya adalah rasa keberpihakan jangan sampai terbawa jadi urusan pribadi dalam lingkup hubungan sosial.
Untuk itu maka berkomunitas bisnis baik nasional dan internasional multi polar harus terus kita kembangkan secara TERARAH, TERSTRUKTUR & TERUKUR.
Untuk mendukung terwujudnya kolaborasi antara pelaku usaha Indonesia & China, maka PT. TENDER INDONESIA membentuk FSII (Forum Sinergi Inovasi Industri) dan ICBC (Indonesia China Business Club).
Adapun dukungan yang kami berikan mencakup :
1. Konsultasi Bisnis
2. Market Intelligence
3. Business Matching
4. Local Representative Support
5. Business License
6. Logistic Service
7. Industrial Visit
6. Mempromosikan bisnis ke Indonesia
Dalam beberapa hal kami juga membawa pengusaha Indonesia ke China, demikian juga sebaliknya membawa pengusaha China ke Indonesia.
Mendukung Zhenwei International seketika terhubung dengan para CEO Perusahaan EV Ecosystem & Perusahaan Pabrik Kimia Indonesia (Kimia Dasar, Cat, & Petrokimia).
Ajang konferensi & anugerah penghargaan dunia ini terselenggara atas kerjasama WORLDDIDAC, CEEIA (China Educational Equipment Industry Association), MeOrient, FSII (Forum Sinergi Inovasi Industri), & Tender Indonesia.
Mencakup mulai Perguruan Tinggi, SMA & SMK, serta lembaga pelatihan sampai kursus serta tokoh pengajar.
Dalam hal kelanjutan dari ajang EVSE 2025 (Electric Vehicle Supply Equipment) di April lalu, maka TENDER INDONESIA & FSII (Forum Sinergi Inovasi Industri) berkesempatan mengirimkan delegasi untuk mengikuti pelatihan EV di SIPIVIT (Suzhou Industrial Park International Vocational Institute Technology).
Ini dalam rangka kolaborasi kerjasama pemerintah Indonesia dengan China.
Maka Tito Loho selaku CEO TENDER INDONESIA sekaligus Chairman FSII berkunjung meninjau pelatihan sekaligus berdiskusi dengan Prof Wilson Qian (Director International Relation SIPIVIT).
Ada dua ganda yang disepakati yakni :
1. Mengadakan kunjungan delegasi dunia pendidikan Indonesia guna meninjau bagaimana perkembangan Sekolah Vokasi China usaha semakin berkembang pesat, sehingga betul mampu menjawab tantangan GAP akan kebutuhan industri dengan ketersediaan SDM yang skillfull
2. Mendukung kegiatan Olimpiade AI dan juga EV untuk tingkat SMA seIndonesia.
Bekerja sama dengan business coaching international Cahyadi Kurniawan dan CEO TimurRaya Tunggal – Halim Chandra, mengadakan kelas bisnis berbasis teori ahli strategi perang legendaris Sun Tzu.
Cahyadi Kurniawan merupakan coach senior di Indonesia yang memegang lisensi Action Coach International, dan kini memperdalam pemahaman akan budaya timur khususnya pola strategi Sun Tzu untuk diterapkan dalam bisnis.
Hakim Chandra merupakan pengusaha industri kimia nasional yang juga Ketua Umum Asosiasi Produsen Kimia Dasar anorganik Indonesia (APKIDA).
Hakim Chandra telah memiliki kerjasama dengan dunia usaha China sejak 1992 dan paham perkembangan budaya bisnis di sana.
China merupakan terdepan dalam dunia konstruksi.
Maka bersama penyelenggara pameran internasional MeOrient, kami mengadakan workshop internasional antara Indonesia dan China dengan tema SCM Construction berbasis Green & Sustainable.
Dilaksanakan sebagai bahagian pameran akbar CHINA HOMELIFE 2025.
Workshop yang didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan juga member Tender Indonesia ini, akan menjadi bahagian penting untuk Indonesia kian terhubung dan memanfaatkan jaringan supply chain global khususnya China.
Sehingga akan semakin produktif,efisien, dan ramah lingkungan dalam konstruksi infrastruktur maupun gedung komersial & permukiman ke depannya.
Sekretariat :
Creative Space Building Tower 2
Jl. Agung Timur 8 Blok O4 No.12A,
Sunter Jaya – Jakarta Utara
(post code 14350) – Indonesia